Rasulullah pernah bersabda, “Shumu
Tashihhu ; Puasalah niscaya kamu akan sehat.” (HR. al-Thabrani, Sanad
para perawinya adalah tsiqat sebagaimana yang disebutkan di dalam kitab
‘al-Targhib‘, karya al-Mundzirî). Dengan berpuasa, organ tubuh diberi
kesempatan beristirahat. Pada saat organ beristirahat, sel dan jaringan
tubuh melakukan regenerasi sehingga sel tubuh terus mengalami
pembaharuan dan sel dalam jaringan tubuh yang terus mengalami
pembaharuan menjadikan tubuh selalu segar dan bugar.
Namun hadits tersebut perlu dijabarkan dalam pelaksanaannya
terhadap pola dan selera makan selama sebulan berpuasa khususnya di
bulan Ramadhan. Tidak sedikit bagi sebagian besar orang yang berpuasa di
bulan Ramadhan ini, malah cukup tinggi dalam mengkonsumsi makanan yang
manis-manis yang berasal dari gula murni, seperti kolak, sirup, pudding
dan lain-lain, sedangkan konsumsi sayuran dan buahan-buahan serta air
cenderung berkurang.
Dokter
Ahli Gizi, Samuel Oetoro dari Cluster Wellnes RSCM Kencana
mengungkapkan, orang yang menjalani ibadah puasa biasa merasa lemas
karena ada kesalahan dalam mengonsumsi makanan selama berpuasa. Tak
sedikit, orang yang berpuasa mengeluh dirinya merasa lemas karena
aktivitasnya tetap berjalan seperti biasa. Saat berbuka, banyak orang
biasa mengonsumsi yang manis-manis dari semua jenis gula, seperti kolak,
sirup, dan sejenisnya. Gula dapat menaikkan tensi darah secara cepat
namun juga berkurang dengan cepat.
Untuk
itu orang yang berpuasa harus menerapkan gizi seimbang sesuai kebutuhan
tubuh. Tubuh manusia membutuhkan karbohidrat kompleks sebanyak 60
persen, seperti makanan yang mengandung serat, buah dengan kulitnya,
banyak makan sayur, protein sebanyak 10-15 persen, dan lemak sehat yang
terkandung dalam kedelei, alpukat, dan lain-lain.
Ketika
sahur, sebaiknya mengonsumsi makanan yang menyuplai energi dalam tubuh
agar fit sepanjang hari, seperti makan besar yang mengandung
karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan menjelang imsak, cukup
mengonsumsi buah dan kulitnya serta sayuran.
Karena
sore hari gula darah dalam tubuh biasanya drop dan harus dinaikkan
tensinya, saat berbuka dianjurkan mengonsumsi yang manis dari
buah-buahan, salah satunya kurma dan buah-buahan yang diblender. Setelah
shalat Maghrib, baru makan besar dengan gizi seimbang. Usai salat
tarawih dianjurkan makan lagi dengan bahan yang kaya karbohidrat seperti
roti gandum, buah, sayur, untuk memperkuat otot, dan melancarkan darah.
Sedangkan
menurut ahli gizi dari Klinik Hang Lekiu Medical Center, dr Inayah
Budiasti MS SpGK, agar tubuh tetap segar sepanjang berpuasa sehingga
dapat beraktivitas dengan lancar perlu diperhatikan pengaturan pola
makan yang sehat saat sahur. Artinya, kita harus memilih jenis dan
proses pengolahan bahan makanan yang baik bagi tubuh.
Jangan
makan gorengan atau yang berasa asam, pedas, dan makanan
bersantan.Jenis makanan yang digoreng memerlukan proses pengolahan di
usus yang lebih lama. Padahal, cairan di dalam tubuh sangat minim.
Seperti diketahui, setiap makanan yang masuk mengalami metabolisme
menggunakan cairan dalam tubuh.
Yang
terjadi, lanjut dia, cairan tubuh semakin habis dan membuat badan lemas
dan lesu. Memang, pada saat berpuasa bahan makanan penghasil energi
utama seperti karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan protein yang
masuk ke tubuh kita tidak sebanyak hari biasa.
Jangan
lupa selalu mengonsumsi makanan bergizi, baik pada saat sahur maupun
berbuka puasa. Walau menu sederhana, yang harus diperhatikan adalah
hidangan itu mengandung lima unsur gizi lengkap seperti protein, lemak,
karbohidrat, vitamin, dan mineral. Yang dianjurkan adalah konsumsi sayur
bayam, sup ayam, pokoknya yang berserat dan berkuah.
Makanan
berserat yang terdapat dalam sayur dan buah mampu menahan rasa lapar.
Tubuh kita memerlukan waktu lebih lama untuk mencerna makanan yang
banyak mengandung serat. Buah-buahan juga sebaiknya beraneka ragam,
sekitar tiga sampai empat jenis. Untuk porsinya, pilih yang sedang.
Jangan sampai karena takut kelaparan, pada saat sahur Anda mengonsumsi
makanan yang berlebihan. Yang harus diingat bukan jumlah takaran, tetapi
proses pengolahan dan gizi makanan yang masuk ke dalam tubuh agar badan
tetap fit sepanjang hari saat puasa.
Selain
memperbanyak makanan berserat dan makanan yang mengandung protein,
sebaiknya Anda juga menyediakan jenis makanan yang mengandung vitamin
dan mineral serta makanan tambahan agar tubuh tetap segar bugar
sepanjang hari. Vitamin yang penting dikonsumsi setiap hari adalah
vitamin A, B, dan C. Tapi kalau Anda sudah makan buah berwarna kuning
atau merah, sayur berwarna hijau tua, kacang-kacangan, maka tak perlu
khawatir kekurangan vitamin tersebut.
Untuk
mencegah dehidrasi tubuh di siang hari, Anda juga dianjurkan banyak
minum air putih pada malam hari yang dimulai sehabis buka. Hal ini
berguna untuk mencukupi kebutuhan cairan pada tubuh karena tubuh
membutuhkan delapan gelas sehari. Apalagi, pada siang hari aktivitas
kita cenderung banyak mengeluarkan keringat, baik di ruangan terbuka
maupun ber-AC.
Bagi penderita sakit
lambung, makanan yang sebaiknya dihindari adalah ketan, mi, daging
berlemak, ikan dan daging yang diawetkan, sayuran mentah, sayuran
berserat, minuman yang mengandung soda, dan bumbu yang tajam (cuka,
cabai, asam). Jenis makanan tersebut bisa menimbulkan gas yang
berpengaruh meningkatkan produksi asam lambung.
Bagi
mereka yang memiliki berat badan melebihi ideal, sebaiknya selama
berpuasa pun tetap menghindari makanan yang tinggi kolesterol, misalnya
lemak hewan, margarin, mentega. Selain itu, sebaiknya Anda menghindari
makanan yang manis-manis, seperti dodol, sirup, cokelat, kue tar, dan es
krim. Selain lebih banyak mengonsumsi sayur, buah, dan daging tanpa
lemak, pengolahan makanannya pun sebaiknya jangan digoreng.
Sementara
mereka yang terlalu kurus, selama berpuasa sebaiknya menambah porsi
susu dan menghindari makanan yang sulit dicerna, seperti sayuran
berserat kasar (daun singkong, daun pepaya). Mereka yang berusia lanjut,
aturlah pola makan saat berbuka puasa juga secara bertahap. Makanlah
jumlah yang lebih sedikit, namun dilakukan beberapa kali.
Walaupun
tubuh terasa loyo ketika berpuasa, Anda juga disarankan tidak malas
berolahraga karena dengan berolahraga tubuh menjadi lebih fit. Memang
ketika puasa ada perubahan waktu, misalnya intensitas olahraga sebelum
puasa dilakukan tiga sampai empat kali seminggu, tapi di bulan puasa
cukup dengan dua sampai tiga kali.
Waktu
yang paling baik untuk olahraga, yakni menjelang berbuka. Karena
setelah tubuh mengeluarkan keringat, tubuh kembali mendapat asupan
berupa minuman atau makanan. Bagi yang tidak terbiasa melakukan
olahraga, pada tahap awal penyesuaian sebaiknya melakukan olahraga
ringan, seperti jalan kaki. Jangan terlalu memaksa untuk olahraga yang
lebih berat, seperti aerobik atau lari karena kebugaran tidak bisa
didapatkan secara instan. Akan lebih baik menambah porsi latihan secara
bertahap.
Tidak ada komentar
Posting Komentar